Takdir dan Kehidupan
huwaaa.... udah lama juga ya nggak ngepost di blog ini huhuhuhu (T_T) sebenernya sih ini dibuat karena kepikiran ide baru dan cukup bingung juga karena ini tuh genrenya action. yaa meskipun dibumbui dengan romance di beberapa titik (cielah) oke tanpa berlama-lama, ini dia....
.
.
.
.
.
.
Kehidupan dan takdir
kenalkan, namaku yoake junichi. Ya itu memang nama yang
cukup aneh di jaman yang serba modern ini. Namun aku berasal dari keluarga yang
menjunjung tinggi kebudayaan yang kami punya. Dan tentu saja margaku adalah
yoake(夜明 artinya fajar), marga yang jarang ditemui di jepang. Oh
iya, diam-diam aku mengikuti free-style fighting championship 2017. Meskipun
itu aku mengganti namaku dalam formulir pendaftaranku menjadi shinya kogure.
Dan hari ini adalah hari terakhir turnamen ini.
Eh kalian bertanya kenapa aku mengikuti kejuaraan ini? Untuk
apa ya? Untuk mengasah kemampuanku saja sebenarnya. Mengingat teman latihku,
yaitu ayahku sendiri sudah wafat ketika aku berumur 17 tahun (sekarang aku
berumur 20 tahun). Dan sekarang satu-satunya yang tidak pernah mengekang
hidupku adalah asuka. Ya, tongkatku sendiri.
Aku deg-degan apakah aku bisa melewati semua pertandingan
hingga bisa masuk final tidak ya?. Sebelumnya aku memang menang karena semua
pergerakan lawan-lawanku tidak terlalu susah untuk dibaca. Apakah mungkin aku
akan kalah? Kau pasti menang kawan
eh? Aku mendengar suara yang mirip denganku tapi sedikit terdengar seram‘siapa kau?’ Tanyaku dalam hati. Aku adalah dirimu, sekarang kau tenang saja. Biar aku yang menggantikan
kau. Aku mengiyakan keinginannya
Dimulailah babak delapan besar…
Lawanku kali ini adalah rusev glifargarf. Seorang pengguna
tekhnik sambo. ‘Hmm gulat ya?’ Kau tau
kan cara mengalahkannya? Sama seperti caramu mengalahkan ayahmu dulu ketika
beliau memakai teknik gulat biasa. ‘Oke, akan aku coba memakai teknik
jujutsu’
Pertandingan pun dimulai..
Pertarungan berlangsung alot, karena aku selalu menghindar
mengingat efek yang ditimbulkan dari gerakan sambo membuat musuh paling tidak
patah tulang setelah melawan mereka, oleh karena itu aku terus menerus
menghindar. Aku sempat berfikir untuk mengalahkannnya namun susah. Ketika musuh
sudah mulai mengambil ancang-ancang untuk menerjangku. Disaat dia sudah dekat
jaraknya denganku, aku menghindar sehingga dia jatuh terjerembab. Saat dia
mulai untuk menerjangku lagi, aku memprediksi apa yang akan dia lakukan, mulai
menutup mataku dan merasakan hentakan kakinya. Aku berfikir untuk membantingnya
keluar dan akan aku coba. Ketika dia sudah mulai dekat, dengan mata tertutup,
aku memasang kuda-kuda untuk membantingnya keluar arena. Dia mendekat dengan
cepat, aku langsung menarik salah satu tangannya dengan tangan kiriku, menahan
bagian ketiaknya dengan tangan kananku, lalu berputar 180 derajat dengan cepat
dan membantingnya keluar arena (Karena pada saat itu aku sudah berada diujung
arena). Aku ditetapkan sebagai pemenang dan berhak maju ke babak perempat final.
‘Huaaa…. Tadi itu sangat seram’. aku tau kau pasti melakukan hal yang sama dengan pertandingan
sebelumnya. setelah aku turun dari arena, aku tidak sengaja melihat pertandingan yang lain. Dan aku
baru tau kalo ada petarung wanita di babak delapan besar ini. Setelah kuteliti, dia
memakai teknik wushu. ‘Cantik sih tapi gaya bertarung wushu cukup sulit
ditebak. Masa aku kalah melawan dia’. Kau
tau bahwa pengguna wushu itu sebenarnya cukup lihai dalam memainkan senjatanya.
Tapi kau punya asuka. Percayalah pada kekuatanmu dan asuka, dan kau akan
menang. ‘Yaa… gampang sih bilangnya, tapi aku masih trauma dengan
terbelahnya asuka. Aku ingin bertanya kepada panitia saja deh’.
“maaf, saya ingin bertanya. Apakah senjata yang kami punya
akan diganti jika terjadi insiden yang tidak diinginkan, seperti senjata yang
kami bawa rusak?” tanyaku kepada crew yang sedang menikmati pertarungan yang
lain
“maaf, tapi jika terjadi hal seperti itu, kami tidak
menggantinya” jawabnya
“baiklah terima kasih” kataku sambil berjalan ke vending
machine yang berada di lorong bagian timur stadium
Apa aku telpon orang rumah saja ya kalo aku ingin mengambil
jun (nama tongkat titanium yang sangat ringan namun kuat. Dan juga bisa
dipendekkan). Aku tidak ingin asuka rusak, karena semua kenanganku bersama ayah
ada pada asuka. Sudahlah, kau kan punya
banyak waktu. Kau pergi dulu ke rumah lalu pergi sambil membawa jun saja.
Ide yang bagus. aku izin ke panitia untuk mengambil alat yang tertinggal
dirumahku dan diperbolehkan. Untung saja tidak jauh dari rumah. Di rumah, aku
mengendap-ngendap utuk mengambil jun. setelah mengambil jun, aku kembali menuju
pertandingan. Untung saja jun sangat mudah dibawa, meskipun panjang, dia dipendekkan
hingga seukuran baton pass dan juga ringan. Setelah jun diperiksa dan
diperbolehkan untuk dipakai, aku langsung menuju arena karena namaku sudah
dipanggil.
Entah kenapa diriku yang satu lagi langsung mengambil alih
tubuhku. Aku sudah lama tidak mencoba
untuk berlatih. Majulah kau pengecut. Aku seperti terperangkap di tubuh
sendiri. Meskipun aku terperangkap, aku masih bisa melihat bagaimana dia
berulah. Dia sangat cepat namun sangat beringas dalam mengayunkan tongkatnya.
Kuakui dia sangat kuat, hingga kami tiba di final. Ketika waktu istirahat, ‘kau
itu sebenarnya siapa? Tib-tiba berbicara dan seenaknya melakukan hal tadi’. Kau tahu? Aku adalah kesedihanmu sendiri.
Kau selalu menangisi kepergiannya tiap malam. Bahkan ketika dia(ayah) mati
didepan matamu sendiri, kau tidak pernah tersenyum sama sekali setelah
pemakaman beliau. Aku terus menolak semua pernyataan yang ia lontarkan
kepadaku mengenai kematian ayahku, tiba-tiba kepalaku sangat pusing dan
pingsan…
Dalam ruang perawatan..
Ketika aku terbangun, aku sudah di ruang kesehatan. Aku
ingat semuanya… aku di pertandingan ini karena aku ingin berteman dengan orang baru sehingga aku bisa merasakan artinya hidup ini setelah kematian ayahku. Aku terlalu takut dengan
kekalahan sehingga aku lupa dengan tujuanku disini. Setelah bangun, aku
langsung memakai bajuku dan ketika ingin keluar dari ruangan kesehatan ini,
dokter menahanku…
“kau mau kemana? Apa kau kuat untuk meneruskan
pertandingan?” kata dokter bernama fukagawa mai, aku melihat nametagnya
“aku cukup kuat fukagawa-sensei, tolong biarkan aku melanjutkan
pertandingan ini. Hal ini sangat penting untukku” kataku bersungguh-sungguh
“baiklah, jika kau sangat berkeinginan untuk menang. Jika
kau hampir membuat peserta lain mati, kau akan berada dalam rumah sakitku. Ingat
itu” katanya sambil tersenyum “pergilah” lanjutnya dan kujawab sambil
mengangguk tersenyum dan aku mengambil asuka. Jun ku taro di tas khusus untuk
tongkat yang kubawa sebelumnya.
Final….
Ketika final, aku berhadapan dengan petarung wanita itu.
Haaa… aku menyesal sekaligus senang saat itu juga. Kenapa? Menyesal karena aku
harus berhadapan dengan petarung yang lihai dengan senjata namun senang karena
aku berkemungkinan besar akan punya teman baru. Kulihat dari layar besar di
sebelah barat arena utama, namanya nanamaru. Aku sempat berfikir apakah aku
memakai jun atau dengan asuka, karena aku masih takut dengan lepas kendalinya
diriku yang satu lagi. Kuputuskan untuk memakai asuka.
Di lorong…
Entah kenapa kepalaku sangat pusing. Aku tidak ingin dia
mengendalikan diriku lagi sekarang. ‘Aku punya pertandingan yang aku punya dan
sangat menentukan hidupku, Jangan menggangguku’. Kau tidak mungkin menang melawannya. Dia sangat kuat untuk kau lawan.
Kau perlu aku untuk menang. 'Tidak perlu… aku akan berjuang sendiri melawan
dia. Aku takkan kalah dari kau… takkan pernah’.
Ketika aku mencoba untuk melawan rasa sakitku, ada yang
menepuk pundakku. Kubalikkan badanku dan mataku dan mata yang menepukku saling
berpandangan yang ternyata ia adalah nanamaru.
“kau tidak apa-apa?” tanyanya dengan melihatku sedih. Ternyata
dia cantik juga ya..
“ehm.. tidak apa-apa kok. Aku baik-baik saja. Kau tidak
perlu khawatir” kataku sambil tersenyum dan membuat mukanya memerah
“bukan itu, nanti kalo kau mengundurkan diri begitu saja, turnamen ini
tidak ada gunanya” katanya sambil tersenyum sedangkan aku diam membatu melihat
senyumannya
Kenapa aku ini?
Tiba-tiba deg-degan gini. ‘Apa mungkin aku suka dengannya? Ah tidak
mungkin aku suka dengannya. Aku harus memenangkan kejuaraan ini terlebih dahulu
baru memikirkan hal-hal lain‘
Aku berjalan ke vending machine dan membeli sebotol air
mineral, itu sudah cukup untuk minumku sekarang. Aku meminum airnya hingga
habis dan bersiap untuk masuk kedalam arena
“para hadiriiiin sekaliaaann!!!.... sekarang kita sudah
berada di babak final!!!” kata MC dengan semangat dan disambut oleh riuhnya
penonton
“dari sudut kiri, satu-satunya petarung wanita kita. Cantik
nan tangguh, pengguna pedang yang sangat cekatan dan juga cerdik. Berasal dari
Osaka dan memiliki tinggi 159 cm, kita sambut nanamaru~~” kata MC untuk
memanggil nanamaru dan ketika nanamaru masuk, keadaan dalam stadion menjadi sangat
riuh
Huwaaa… penonton
sangat riuh sekarang. Kau pasti kalah. ‘Kita belum mencobanya, jadi lakukan
yang terbaik saja sekarang’.
“dari sudut kanan, petarung dengan tongkatnya layaknya kera
sakti. Sangat beringas dan sulit untuk ditahan baik memaki tongkatnya ataupun
dengan tangan kosong, berasal dari dan memiliki tinggi 165 cm. inilah dia
Shinya Ko-Gu-Re---!!“ kata MC dan disambut dengan riuh rendah dan cemoohan dari
penonton. Sudah kuduga…
Aku melihat nanamaru yang sudah berada diatas arena terlebih
dahulu sambil melemparkan senyuman terbaikku kepadanya. Alhasil, dia menahan
tawa. Aku melihat jelas dia menahan tawa karena tersipu malu melihatku yang
ganteng ini. Atau mungkin karena dia
melihat kau seperti melihat orang bodoh yang mencoba untuk berada diturnamen
ini. ‘Oke, kali ini kau menyebalkan’…
Ketika MC membacakan peraturannya dengan penuh semangat,
kedua mata kami bertemu. Deg… kenapa aku jadi deg-degan seperti ini….’fokus-fokus.
Kau harus focus sekarang’. Haa… aku membuang nafasku berat. Entah kenapa dia
terlihat cantik ketika rambutnya dikuncir kuda seperti itu….
Babak final
Babak finalpun dimulai, pertandingan kali ini hanya memakai
satu babak. Salah satu petarung tidak bisa melanjutkan pertandinga atau
menyerah maka dianggap pertandingan selesai, itu yang aku dengar ketika MC
membacakan pertarungan. Nanamaru mulai mengayunkan pedang khusus wushunya
dengan indah. 30 menit pertandingan berjalan alot karena kami berdua saling
menyeran dan menahan serangan, dia mulai
memasang senyum cantiknya yang membuat aku melonggarkan pertahananku. Alhasil,
aku hampir tertebas sangat dalam karena pedangnya yang dia sabet kepadaku,
untungnya saja tidak terlalu parah. Meskipun hanya luka yang hampir dalam dia
buat, namun cukup membuat penonton bersorak riang. Sial.. kau harusnya gantian denganku. Aku bisa menghajarnya habis-habisan.
‘Tidak perlu, aku akan mengalahkannya tanpa harus membuat luka fisik kepadanya’.
Caranya? ‘Aku punya ide’.
Nanamaru melihatku kebingungan, “hei, kau sudah menyerah?”
teriaknya kepadaku yang sedang tertunduk karena luka di tanganku ini. Dan
kubalas dengan senyum jahat ketika diriku yang satunya lagi menguasaiku. Dia
tiba-tiba bergidik dan mulai membentuk kuda-kuda. ‘Ini dia!’ Aku berlari
menerjang dia, kau tau? Aku tidak mengincar dia, tapi aku ingin menjatuhkan
keseimbangan dia saja
Nanamaru yang sudah membentuk kuda-kudanya melihatku dengan
tatapan seriusnya. Aaaa… sangat imut ketika dia serius, fokus bodoh. Aku menerjang dia, aku meloncat kearahnya dan dia
sudah mulai mengayunkan pedangnya. Aku yang sudah memperkirakan ayunan pedangnya
mulai mengambil asuka dari punggungku dan mulai mengayunkannya kearah kakinya.
Yup, itulah yang kumaksud dengan menjatuhkan keseimbangannya. Ketika aku
mengayunkan asuka sambil tersenyum cerah, raut wajah nanamaru berubah menjadi
kaget, kenapa dia tersenyum, mungkin itu yang dia fikirkan.
Setelah dia tau
kalau aku memukul kaki yang menjadi tumpuan dia untuk berdiri dengan satu kaki,
dia mengayunkan pedangnya kearah asuka namun gagal karena pukulan tongkatku
lebih dulu mengenai kaki yang menjadi tumpuan dia untuk jinjit dan menyebabkan
pedangnya terjatuh dan dia kehilangan keseimbangannya. Mugkin hal itu
berlangsung sangat cepat namun dalam pandanganku semua terlihat bergerak
sa—ngat lambat. Ini seperti pertama kalinya aku melakukan hal ini kepada ayahku
ketika kami berlatih dulu
Flashback
Aku yang berumur 7 tahun sedang latihan dengan ayahku
dihalaman belakang rumah kami
“sekarang kamu coba serangan ayah ya. Pakai tongkat ini”
katanya yang bersiap-siap dan melemparkan sebua tongkat kepadaku
“ayah, ini ?” tanyaku polos sambil memegang tongkat yang
hampir sama panjangnya dengan tinggi ayahku
“ah, itu hadiah dari ayah untukmu di hari ulang tahunmu yang
ke 7 ini. Selamat ulang tahun ya” katanya sambil mengelus halus kepalaku. Entah
seketika itu pula aku terharu dengan ayahku. Ya, ayahku adalah seorang pekerja
kantoran, namun dia punya rahasia besar yang dia tutupi dari ibu. Yaitu, dia
adalah seorang petarung. Ya, petarung jalanan. Dia biasa melawan orang-orang
yang sangat kuat dan jahat. Dia sangat kuat dan lihai dalam hal bertarung.
“baiklah ayah” kataku yang bersemangat
“siap ya, ayah akan menyerangmu dengan teknik wushu” katanya
sambil mengeluarkan pedang plastik yang sangat mirip dengan pedang wushu
Ketika dia sudah melakukan kuda-kuda untuk menyerangku.
Dengan insting liarku, aku melempar tongkatku hingga tongkatku menancap ditanah
tepatnya beberapa meter didepanku, lalu aku berlari dan langsung melompat.
Ayahku kaget dan melancarkan serangannya kepada anaknya. Saat di udara, aku
berputar untuk menghindari serangannya dan sambil bergelayut ditongkatku, aku
menyerang kaki tumpuan dia untuk berdiri itu menggunakan tendanganku
“kau hebat nak, ayah bangga denganmu” katanya dengan senyum
bangga yang biasa dia berikan kepadaku ketika aku berhasil melakukan sesuatu
Aku langsung berlari kearahnya dan memeluknya
“loh kenapa nak?” tanyanya khawatir
“ayah kakimu tidak sakit kan aku tendang hingga ayah
terjatuh?” tanyaku polos dan dijawab olehnya sambil tertawa bahwa dia baik-baik
saja. Karena itulah, ayah memberikanku julukan ‘si cerdik dan asuka, tongkatnya(飛鳥secara harfiah arti dari kanji ini adalah burung terbang)’.
Karena ketika dia melihat pergerakanku waktu itu, tongkatku seperti burung yang
terbang. Karena itulah aku menamai tongkatku ini asuka dan dia satu-satunya hadiah
diantara semua hadiah yang diberikan dari semua orang untukku yang paling aku
sayang
Sekarang
Kembali lagi. Ketika nanamaru ingin mengambil pedangnya yang
jatuh sambil meringis kesakitan karena kakinya aku pukul, aku bersigap dengan
menodong kearah lehernya menggunakan asuka sambil tersenyum
“pertarungan yang luar biasa. Aku senang menjadi lawanmu”
kataku sambil mengulurkan tanganku
“hm.. *tersenyum. Lumayan juga kau, shinya-kun” katanya
sambil menyambut uluran tanganku dan tersenyum.
“huwooo, kedua petarung saling berjabat tangan…” kata MC
yang terkejut. Seketika penonton terhenyak. Aku tahu pasti akan terjadi hal
ini…
Selang beberapa menit, salah satu penonton bertepuk tangan.
Ku arahkan pandanganku kepada penonton yang bertepuk tangan itu, ibu….
Ketika ibuku bertepuk tangan, penonton yang lain juga
bertepuk tangan hingga seisi stadion menjadi bergemuruh karena tepuk tangn para
penonton. “MC, aku menyerah. Aku tidak bisa melanjutkan pertandingan karena
kaki saya terkilir”katanya yang membuat seisi stadium terhenyak seketika. Namun
beberapa detik kemudian penonton bergemuruh sambil bertepuk tangan yang sangat
keras.
“ehem… karena nanamaru tidak bisa melanjutkan pertandingan,
maka free-style fighting championship 2017 dimenangkan oleh Shinya KO-GU-RE-----“
kata MC yang membuat penonton mengucapkan terima kasih kepadaku. Tiba-tiba aku
bilang kepada MC, “MC, maaf. Namaku adalah hanya nama alias. Nama asliku sudah
aku tulis di formulir”. Ketika staff pertandingan mengecek, mereka menemukan
bahwa pada kolom nama, aku juga menulis nama asliku. “ehem.ehem… maaf
saudara-saudara, sang juara kita mempunyai nama asli ternyata…” kata MC yang
membuat penonton terhenyak “namanya adalah Yoake Junichi----“ lanjut mc yang
membuat seluruh penonton terkaget.
“yoake? Yoake yang itu kan”. “yoake michiru
si tinju naga kan?”. “ternyata dia anaknya toh” itulah yang aku dengar dari
penonton sedangkan aku melihat ibuku tersenyum bangga.
Setelah pertandingan
Aku membawa nanamaru menuju ruang perawatan setelah mendapat
hadiah dari kejuaraan ini, ketika sudah sampai di ruang perawatan. Dokter
fukagawa langsung melihat kami berdua dan membantuku menyiapkan tempat untuk
nanamaru beristirahat. Ketika nanamaru tertidur setelah diobati kakinya, aku
mengobrol sebentar dengan dokter fukagawa
“selamat atas kemenangan kamu ya junichi-kun” kata
fukagawa-san sambil tersenyum kepadaku.
“sebenarnya aku tau kalau nama kamu itu
cuman alias loh hihihi” lanjutnya yang membuatku terkejut
“maksud dokter, anda tau kalau saya anak dari yoake michiru?”
tanyaku yang masih terkejut dengan pernyataan dari fukagawa-san
“*mengangguk karena ketika aku remaja, aku pernah diajak
oleh ibu angkatku ke fighting championship ini. Sekitar tahun 1999. Nah aku
ketemu dengan anak bibi yang sangat senang melihat seorang petarung. Nah ketika
aku bertanya siapa namanya ke anak itu, dijawab sama dia kalu namanya yoake
junichi. Dari situ aku selalu mengingat dia hehehe. Meskipun kami hanya sodara
angkat, aku sangat menyayanginya” cerita fukagawa-san yang membuat aku makin
terkejut. ‘aku? Jangan-jangan..’
“maaf kalo aku boleh bertanya, nama ibu angkat…” belum
selesai aku bertanya ada yang membuka pintu
“maimai, udah lama kita nggak ketemu… ibu sangat kangen sama
kamu nak” aku melihat sesosok wanita paruh baya yang memeluk fukagawa-san. ‘ibu??!’
“ibu, apa dia…” belum selesai aku bertanya ibu menjawab, “iya,
dia kakak angkatmu hahaha. Kamu pasti kaget ya? Maaf ya”. Jadi selama ini ibu menutupi semua dariku. Apa ini yang namanya
keluarga??! Sebal…. ’sabarlah. Kita dengar saja dulu penjelasannya’
“karena ketika kamu ingin punya kakak sedangkan kamu itu
anak tunggal, ibu berniat untuk mengadopsi seorang anak perempuan. Nah ini dia
kakakmu itu”. Entah kenapa air mataku tiba-tiba mengalir setelah terakhir
keluar ketika ayahku meninggal. Seharusnya
kau begitu. Menangis seperti anak kecil yan kehilangan ibunya ketika berjalan
ditengah keramaian. Kau seharusnya sangat beruntung punya aku bersamamu. Tapi sekarang
kau punya keluargamu, kau tidak sendiri. Dan aku yakin kalau ayahmu senang
kalau kamu bisa melindungi mereka berdua.. ‘kau punya sisi baiknya juga
ya..’ yaiyalah, aku kan kau. Kita itu
sama namun beda karakter doang. ‘iyajuga sih..’
Setelah ibu panjang lebar menceritakan semuanya kepadaku,
dan yang paling mengejutkan adalah ibu dari dulu tahu kalau ayah itu petarung jalanan.
Ya, dia tau semuanya. Namun akhirnya aku tau kenapa ibu melarangku untuk
bertarung lagi (namun pastinya aku akan melanggarnya) adalah untuk melepas rasa
sedih dariku karena bertarung itu adalah cara aku bisa mengenang ayah, dan yang
pastinya setelah itu aku akan menangis karena kehilangan beliau.
“ibu…” aku langsung memeluk ibuku sendiri. Menyedihkan sekali kau, kau pasti senang
‘eh maksudnya?’ kau bisa merasakan apa
arti hidup lagi kan? Berarti tugasku sekarang selesai. Aku ingin istirahat.
‘maksudmu? Aku tidak mengerti’ ya, aku
hanya mengetesmu saja hahaha. Baiklah sampai jumpa. Ketika ibuku mengobrol
dengan mai-neechan, nanamaru mulai bergerak. Mereka mengira kalau dia akan
terbangun dan ternyata tidak…
“sebaiknya kakak dan ibu keluar dari ruangan ini saja biar bisa
mengobrol lebih leluasa” kataku sambil tersenyum kepada dua orang yang aku
sayangi sekarang dan disambut dengan anggukan dari mereka berdua
Ruangan seketika sunyi, hanya ada suara nafas yang pelan
dari nanamaru. Aku duduk disamping tempat tidurnya dan melihat wajahnya cukup
lama. Selang beberapa menit kemudia, dia mulai membuka matanya perlahan
“hai” kataku sambil melihat kearahnya
“hm… aku nyenyak ya tidurnya?” tanyanya sambil
mengucek-ngucek matanya. ‘lucunya…’
“un *ngangguk. Bahkan tadi ketika ada yang berteriak sangat
keras, kau tetap tidur seperti bayi hahaha” jawabku dan kulihat dia tertawa
kecil
“yaa.. maaf ya udah bikin kamu repot begini” jawabnya sambil
memasang wajah murung
“nggak kok. Malah aku yang inisiatif duluan membawamu kesini”
jawabku sambil memasang senyum terbaikku
Lalu hening sejenak
“oh iya yoake-san..” “kau boleh memanggilku ichi-kun” sela
ku yang membuat dia tersenyum
“un *ngangguk. Ichi-kun, selamat ya atas kemenanganmu. Aku padahal
ingin sekali menang, tapi tidak apalah. Setidaknya, aku bisa bertemu dengan
orang sepertimu” katanya dengan wajah sedikit malu
“aku juga merasakan hal yang sama, nanamaru-san’ jawabku
“kau boleh memanggilku nanase” jawabnya sambil menatapku
dengan manis
“baiklah nanase, oh iya apa kau mau kuantar ke rumahmu? Mengingat
kakimu masih terluka”
tawarku kepadanya dan membuat dia tersipu malu. Selang beberapa
menit dia mengangguk. Kuantar pulang dari stadium menuju rumahnya
Beberapa bulan
kemudian
di halte bis depan rumah nanase
aku menunggu dia untuk mengajaknya makan siang. Karena hari
ini kuliah libur (ya, aku kuliah di jurusan ilmu hewan di universitas yang
cukup terkenal di kotaku) aku ingin sekali mengajaknya. Setelah kejuaraan, kami
saling bertukar alamat email dan nomor telepon. Kami juga sering jalan bareng. Ketika
aku mulai bernostalgia mengenai kejuaraan waktu itu,ada yang menutup mataku
dari belakang
“ayo ini siapa?” Tanya orang yang menutup mataku. Aku mencium
harum dari shampoo yang orang ini pakai dan aku menjawab, “nanase”.
Dia yang menutup mataku langsung melepas tangan yang
menutupi pandanganku dan langsung duduk disampingku, “benar yeayyy” katanya
sambil bertepuk tangan kecil dan tersenyum
Hubungan kami bisa dibilang kalau kami sudah menjadi sahabat
baik bahkan mirip seperti orang pacaran. Yaa.. meskipun begitu, kami selalu bilang bawa kami sangat dekat saja
jika ada yang bilang bahwa kami berdua berpacaran. Aku sangat bersyukur ikut
kejuaraan dan berhasil berteman dengan orang baru yang ssekarang sudah menjadi
sahabat baikku.
“ayo kita naik bis itu”kataku sambil menyentil hidungnya
“hihihihi, ayo junichi” katanya sambil memeluk lengan
kananku yang membuatku tersipu malu
Lalu kami naik bus dan berangkat menuju tempat makan yang
akan kami kunjungi…
‘lampaui kesedihanmu di masa lalu. Karena disitulah kau akan
bertumbuh menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya’. - zulfi -
yaappp.... inilah one-shot fiction yang udah gue buat. mungkin untuk loner meets idol bakalan agak lama karena idenya lg terlalu bertebaran(berserakan sih sebenernya) jadi susah untuk milih ide mana yang pas untuk part 4 nanti. tapi part 4 dalam proses pengerjaan. mungkin sebelum bulan september sudah rampung hinga akhir Aaamiin...
yup, itu aja dari gue. maaf ya agak lama buatnya hehehe byebye... matanee...
yaappp.... inilah one-shot fiction yang udah gue buat. mungkin untuk loner meets idol bakalan agak lama karena idenya lg terlalu bertebaran(berserakan sih sebenernya) jadi susah untuk milih ide mana yang pas untuk part 4 nanti. tapi part 4 dalam proses pengerjaan. mungkin sebelum bulan september sudah rampung hinga akhir Aaamiin...
yup, itu aja dari gue. maaf ya agak lama buatnya hehehe byebye... matanee...
Comments
Post a Comment